Minggu, 13 Mei 2012

Pengkodean Data


Coding adalah penggambaran dari satu set simbol menjadi set simbol yang lain.


Sistem Sandi Yang Umum Dipakai :

1.  ASCII (American Standard Code for Information Interchange)

2.  Sandi Baudot Code (CCITT Alfabet No. 2 / Telex Code)
3.  Sandi 4 atau 8
4.  BCD (Binary Coded Decimal)
5.  EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code)

Karakter Kendali dibedakan atas :

1.    Transmisi Control
Mengendalikan data pada saluran, terdiri atas :
a.  SOH (Start Of Header)
Digunakan sebagai karakter pertama yang menunjukkan bahwa karakteer berikutnya adalah header
b.  STX (Start of Text)
Digunakan untuk mengakhiri header dan menunjukkan awal dari informasi / text
c.  ETX (End of Text)
Digunakan untuk mengakhiri text
d.  EOT (End Of Transmision)
Untuk menyatakan bahwa transmisi dari text baik satu atau lebih telah berakhir
e.  ENQ (Enquiry)
Untuk meminta agar remote station tanggapan
f.   ACK (Acknowledge)
Untuk memberikan tanggapan positif ke pengirim dari penerima
g.  NAK (Negatif Akcnowkedge)
Merupakan tanggapan negatif dari penerima ke pengirim
h.  SYN (Synchronous)
Digunakan untuk transmisi sinkron dalam menjaga atau memperoleh sinkronisasi antar peralatan terminal
i.    ETB (End of Transmision Block)
Digunakan untuk menyatakan akhir dari blok data yang ditransmisikan, bila data dipecah menjadi beberapa blok
j.    DLE (Data Link Escape)
Mengubah arti karakter berikutnya, digunakan untuk lebih mengendalikan transmisi data.
2.  Format Effectors
Digunakan untuk mengendalikan tata letak fisik informasi pada printout atau tampilan layar
  1. BS (Back Space)
Menyebabkan kursor atau print head mundur satu posisi.
  1. HT (Horizontal Tabulation)
Maju ke posisi yang telah ditentukan.
  1. LF (Line Feed)
Maju satu baris atau spasi.
  1. VT (Vertical Tabulation)
Maju beberapa baris atau spasi.
  1. FF (Form Feed),
Maju 1 halaman (halaman baru).
  1. CR (Carriage Return)
Print head atau kursor menuju ke awal baris.
3.   Device Control
Digunakan untuk mengendalikan peralatan tambahan dari terminal
4.   Information Separators
Digunakan untuk mengelompokkan data secara logis. Umumnya ditentukan :
  1. US (Unit Separators)
Tiap unit informasi dipisahkan oleh US.
  1. RS (Record Separator)
Tiap record terdiri atas beberapa unit dan dipisahkan oleh RS
  1. GS (Group Separator)
 Beberapa record membentuk suatu grup dan dipisahkan oleh GS.
  1. FS (File Separator)
Beberapa grup membentuk sebuah fike yang dipisahkan oleh FS.

Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal carrier dengan frekuensi fc.
1.   Amplitudo
Adalah besarnya (tinggi rendahnya) tegangan dari sinyal analog.
2.   Frequency
Adalah jumlah gelombang sinyal analog dalam waktu 1 detik.
3.   Phase
Adalah besarnya sudut dari sinyal analog pada saat tertentu.

4 kombinasi yang dapat dihasilkan :
a.   Data Digital, Sinyal Digital
b.   Data Analog, Sinyal Digital
c.   Data Digital, Sinyal Analog
d.   Data Analog, Sinyal Analog

MODEM (Modulasi dan Demodulasi)
Dalam komunikasi data diperlukan alat untuk mengubah sinyal digital dengan proses modulasi dan menerima data yang dikirimkan pada komputer untuk diolah. Alat ini disebut dengan modulator-demodulator (modem).

Hal yang penting dalam pemakaian modem adalah :
· Laju transmisi data.
1.  kecepatan rendah ( sampai dengan 600 bps )
2.  kecepatan menengah ( 1200 s/d 2400 bps )
3.  kecepatan tinggi ( 4800 bps keatas )

Data Link Control


Data Link adalah medium tramsmisi antara stasiun-stasiun ketika suatu prosedur data link control dipakai.

Lapisan Data Link adalah lapisan kedua dari bawah dalam model OSI, yang dapat melakukan konversi frame- freme jaringan yang berisi data yang dikirimkan menjadi bit-bit mentah agar dapat diproses oleh lapisan fisik.

Fungsi data link layer adalah menyediakan layanan bagi network layer. Layanannya yang penting adalah pemindahan data dari network layer di mesin sumber ke network layer di mesin yang dituju. Tugas data link adalah mentransmisikan bit-bit ke mesin yang dituju, sehingga bit-bit tersebut dapat diserahkan ke network layer.

Tiga layanan dari Data Link Layer :
1. Layanan Unacknowledged Connectionless
Yaitu dimana mesin sumber mengirimkan sejumlah frame ke mesin yang dituju dengan tidak memberikan acknowledgment bagi diterimanya frame-frame tersebut. Tidak ada koneksi yang dibuat baik sebelum atau sesudah dikirimkannya frame. Bila sebuah frame hilang sehubungan dengan adanya noise, maka tidak ada usaha untuk memperbaiki masalah tersebu di data link layer. Jenis layanan ini cocok bila laju error sangat rendah, sehingga recovery bisa dilakukan oleh layer yang lebih tinggi. Layanan ini sesuai untuk lalu lintas real time, seperti percakapan, dimana data yang terlambat dianggap lebih buruk dibanding data yang buruk. Sebagian besar LAN menggunakan layanan unacknowledgment connectionless pada data link layer.

2. Layanan Acknowledged Connectionless
Layanan inipun tidak menggunakan koneksi, akan tetapi setiap frame dikirimkan secara independent dan secara acknowledgment. Dalam hal ini, si pengirim akan mengetahui apakah frame yang dikirimkan ke mesin tujuan telah diterima dengan baik atau tidak. Bila ternyata belum tiba pada interval waktu yang telah ditentukan, maka frame akan dikirimkan kembali, mungkin saja hilangnya acknowledgment akan menyebabkan sebuah frame perlu dikirimkan beberapa kali dan akan diterima beberapa kali juga. Layanan ini akan bermanfaat untuk saluran unreliablem, seperti sistem tanpa kabel.

 3. Layanan Acknowledged Connection Oriented
Dengan layanan ini, mesin sumber dan tujuan membuat koneksi sebelum memindahkan datanya. Setiap frame yang dikirim tentu saja diterima. Selain itu, layanan ini menjamin bahwa setiap frame yang diterima benar-benar hanya sekali dan semua frame diterima dalam urutan yang benar. Layanan ini juga menyediakan proses-proses network layer dengan ekivalen aliran bit reliabel. Pada layanan connection-oriented dipakai, pemindahan data mengalami tiga fase, yaitu :
1)    Fase I
Koneksi ditentukan dengan membuat kedua mesin menginisialisasi variabel-variabel dan counter yang diperlukan untuk mengawasi frame yang mana yang telah diterima dan mana yang belum.
2)    Fase II
Aatu frame atau lebih mulai ditransmisikan.
3)    Fase III
Koneksi dilepaskna, pembebasan variabel, buffer, dan resource lainnya yang dipakai untuk menjaga berlangsungnya koneksi.

Data Link Control Memiliki Keperluan Dan Tujuan, yaitu :

a.   Frame synchronization
b.   Flow control
c.   Error control
d.   Kontrol dan data pada link yang sama
e.   Link management

Konfigurasi dari Data Link :
Sifat yang membedakannya adalah :
1.   Topologi
Menyatakan pengaturan fisik dari stasiun pada suatu link.
a.    Point to point
Bila stasiun ingin mengirim data ke stasiun yang lain, maka pertama dilakukan penyelidikan (dinyatakan sebagai enq/enquiry) stasiun lain untuk melihat apakah siap menerima. Stasiun kedua merespon dengan suatu positive acknowledge (ack) untuk indikasi telah siap. Stasiun pertama kemudian mengirim beberapa data, sebagai suatu frame.
Setelah beberapa data dikirim, stasiun pertama berhenti untuk menunggu hasilnya. Stasiun kedua menetapkan penerimaan data (ack) yang sukses. Stasiun pertama kemudian mengirim suatu message akhir transmisi (eot) yang menghentikan pertukaran dan mengembalikan sistem seperti semula.
Ada 3 fase dalam prosedur kontrol komunikasi ini :
           1)    Establishment 
            2)    Data transfer
3)    Termination
b.    Multipoint
  Aturan umum yang dipakai dalam situasi ini yaitu poll dan select.
            a)    Poll adalah primary meminta data dari suatu secondary.
b)    Select adalah primary mempunyai data untuk dikirim dan memberitahu suatu  secondary bahwa data sedang datang.

2.    Duplexity
Menyatakan arah dan timing dari aliran sinyal.
Jenis –jenisnya yaitu :
a.    Simplex transmission
b.    Half-duplex link
c.    Full-duplex link
3.    Line discipline
Beberapa tata tertib diperlukan dalam penggunaan link transmisi.

Flow Control

Flow control adalah suatu teknik untuk memastikan atau meyakinkan bahwa suatu stasiun transmisi tidak menumpuk data pada suatu stasiun penerima.


Stop And Wait Flow Control

Cara kerjanya : suatu entity sumber mentransmisi suatu frame. Setelah diterima, entity tujuan memberi isyarat untuk menerima frame lainnya dengan mengirim acknowledgment ke frame yang baru diterima.


Error Control
Berfungsi untuk mendeteksi dan memperbaiki error-error yang terjadi dalam transmisi frame-frame. 
Ada 2 tipe error :
1.   Frame hilang : suatu frame gagal mencapai sisi yang lain
2.    Frame rusak : suatu frame tiba tetapi beberapa bit-bit-nya error.

Teknik Komunikasi Data Digital


Sinkronisasi adalah satu kunci kerja dari komunikasi data. Transmiter mengirimkan pesan 1 bit pada satu saat melalui medium ke receiver. Receiver harus menandai awal dan akhir blok dari bit, juga harus diketahui durasi untuk masing-masing bit sehingga dapat sample lajur dari timing untuk membaca masing-masing bit (merupakan tugas dari timming).

Sinkronisasi :
1.   Asynchronous
Proses komunikasi data yang tidak terikat oleh waktu tetap, proses transformasi dengan kecepatannya cukup relative dan tidak tetap.
2.    Synchronous atau Timing
Proses pengiriman dan penerima diatur sedemikian rupa agar memiliki pengaturan yang sama, sehingga dapat dikirimkan dan diterima dengan baik. Umumnya pengaturan ini didasarkan terhadap pewaktuan dalam pengiriman sinyal.


Perbandingan asinkron dan sinkron
1.  Untuk blok-blok data yang cukup besar, transmisi sinkronisasi jauh lebih efisien dari pada asinkron. Transmisi asinkron memerlukan overhead 20 % atau lebih.
2. Bila menggunakan transmisi sinkron biasanya lebih kecil dari 1000 bit, yang mengandung 48 bit kontrol informasi (termasuk flag), maka untuk pesan 1000 bit, overheadnya adalah     48 / 1048 X 100% = 4.6%

Deteksi error dengan Redundansi adalah  data tambahan yang  tidak ada hubungannya dengan isi informasi yang dikirimkan, berupa bit pariti. Berfungsi menunjukkan ada tidaknya  kesalahan data.
Troughput adalah perbandingan antara data yang berguna  dengan data keseluruhan.
 
Urutan pengerjaan sinkronisasi yaitu :
1.   Sinkronisasi bit
     Ditandai awal & akhir untuk masing-masing bit.

2.   Sinkronisasi karakter
     Ditandai awal dan akhir untuk masing-masing karakter atau satuan kecil lainnya dari data.

3.   Sinkronisasi blok
    Ditandai awal dan akhir dari satuan besar data. Dan untuk pesan yang besar, dibagi-bagi menjadi beberapa      blok kemudian baru dikirimkan pengurutan blok-blok yang telah dibagi tersebut adalah tugas dari timming. Sedangkan pengaturan level sinyal adalah tugas dari sintax dan untuk melihat arti dari pesan adalah tugas dari semantik.


Teknik mendeteksi error
Pendekatan untuk deteksi kesalahan :
1. Forward Error Control
Dimana setiap karakter yang ditransmisikan atau frame berisi informasi tambahan (redundant) sehingga bila penerima tidak hanya dapat mendeteksi dimana error terjadi, tetapi juga menjelaskan dimana aliran bit yang diterima error. 

2. Feedback (backward) Error Control
Dimana setiap karakter atau frame memilki informasi yang cukup untuk memperbolehkan penerima mendeteksi bila menemukan kesalahan tetapi tidak lokasinya. Sebuah transmisi kontro digunakan untuk meminta pengiriman ulang, menyalin informasi yang dikirimkan.
                Feedback error control terbagi menjadi 2 bagian :
1.    Teknik yang digunakan untuk deteksi kesalahan
2.     Kontrol algoritma yang telah disediakan untuk mengontrol transmisi ulang.

Metode Deteksi Kesalahan :
 1. Echo
Metode  sederhana  dengan  sistem interaktif.
2.  Error Otomatis atau Parity Check
Penambahan parity bit untuk akhir masing-masing kata dalam frame. Jenis Parity Check, yaitu :
a.    Even parity
b.    Odd parity


Tiga Deteksi Kesalahan Dengan  Bit  Pariti :
a. Vertical Redundancy Check  ( VRC)
b. Longitudinal Redundancy Check (LRC)
c. Cyclic Redundancy Check ( CRC)